Senin, 19 November 2007

Materi Pelajaran SMP

Kepadatan Populasi Manusia terhadap Lingkungan

Kamu telah mempelajari materi tentang keseimbangan ekosistem. Ekositem dikatakan seimbang jika semua komponen-komponen yang terdapat di dalamnya, yaitu produsen, konsumen, pengurai dan komponen abiotik yang mempengaruhinya dalam keadaan seimbang. Perubahan suatu ekosistem tidak hanya disebabkan salah satu komponennya yang berkurang, akan tetapi dapat pula disebabkan salah satu komponennya yang semakin bertambah. Hal ini terjadi pada populasi manusia, pertambahan jumlah populasi manusia yang terus meningkat akan berpengaruh terhadap lingkungan
Jumlah penduduk dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun yang diiringi dengan peningkatan kebutuhan di berbagai bidang. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat menimbulkan berbagai masalah karena keterbatasan sarana yang dibutuhkan, sehingga dapat menimbulkan kerusakan lingkungan akibat dari pemenuhan kebutuhan yang tidak terkendali. Untuk itu diperlukan upaya pengendalian pertumbuhan penduduk agar berbagai masalah yang ditimbulkanya dapat diminimalisir.
Jumlah penduduk di suatu tempat, wilayah atau negara selalu berubah-ubah dan cendrung bertambah. Perubahan jumlah penduduk di suatu daerah dari waktu ke waktu disebut dinamika penduduk. Dinamika penduduk yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk terus bertambah disebut pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang pesat sehingga melebihi daya dukung alam disebut ledakan penduduk. Masalah pertumbuhan penduduk yang cepat juga dialami Indonesia.
Dinamika penduduk dipengaruhi oleh 3 faktor:
1. Kelahiran (natalitas)
Natalitas adalah jumlah kelahiran bayi yang hidup tiap 1000 penduduk per tahun.

Natalitas =
Jumlah penduduk dalam tahun tersebut
X 1.000
Jumlah bayi lahir dalam satu tahun





Kriteria angka kelahiran adalah sebagai berikut:
a) Natalitas tinggi bila angka kelahiran > 30
b) Natalitas sedang bila angka kelahiran antara 20 – 30
c) Natalitas rendah bila angka kelahiran < 20
2. Kematian (mortalitas)
Mortalitas adalah jumlah kematian tiap 1000 penduduk per tahun. Laju kematian penduduk berhubungan erat dengan keadaan negara, misalnya dengan tingkat kemakmuran, kesehatan atau peperangan.
Mortalitas =
Jumlah penduduk dalam tahun tersebut
X 1.000
Jumlah kematian dalam satu tahun






Kriteria angka kematian adalah sebagai berikut:
a) Mortalitas tinggi bila angka kematian > 18
b) Mortalitas sedang bila angka kematian antara 14 – 18
c) Mortalitas rendah bila angka kematian < 14
3. Perpindahan (migrasi)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya migrasi:
a) Keadaan ekonomi yang sulit dan rendahnya pendapatan di daerah asal.
b) Keadaan sosial budaya di daerah asal, misalnya lingkungan budaya yang dianggap terlalu mengikat.
c) Sarana pendidikan di daerah asal belum lengkap.
d) Kesempatan kerja di daerah tujuan lebih banyak dan mudah.
e) Adanya kesempatan di daerah tujuan untuk mendapatkan pendidikan atau karir yang lebih baik.
f) Adanya pendapat bahwa kegiatan hidup di kota besar lebih menarik sebab tersedia banyak sarana rekreasi, hiburan dan pusat kebudayaan.
Menurut macamnya, migrasi dapat dibedakan dalam 5 kelompok berikut:
a) Emigrasi; perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri.
b) Imigrasi; perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri.
c) Transmigrasi; perpindahan penduduk dari tempat yang padat penduduknya ke tempat yang kurang padat penduduknya.
d) Urbanisasi; perpindahan penduduk dari desa ke kota.
e) Remigrasi; perpindahan penduduk untuk kembali ke negeri asalnya
Populasi Penduduk
Natalitas (+)
Imigarsi (+)
Mortalitas (-)
Emigarsi (-)










Kepadatan populasi manusia adalah jumlah populasi manusia yang menempati suatu luas (areal) tertentu dalam kurun waktu tertentu.
Kepadatan populasi manusia =
Luas wilayah (Km2)
Jumlah penduduk (manusia)




Kepadatan populasi manusia di berbagai daerah umumnya tidak sama dan selalu berubah ubah. Di Indonesia wilayah yang paling padat penduduknya adalah pulau Jawa. Secara umum kepadatan penduduk di kota lebih besar dari pada di desa. Kepadatan dan persebaran penduduk yang tidak merata dapat mengakibatkan terjadinya kesenjangan pembangunan, baik pembangunan fisik maupun nonfisik. Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas hidup penduduk yang berkaitan dengan kualitas lingkungannya, terlebih lagi jika lingkungan tersebut tidak mampu lagi memberikan daya dukung yang baik bagi penghuninya. Pertambahan jumlah populasi manusia yang etrus meningkat akan berpengaruh terhadap daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan suatu lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup makhluk hidup yang menempatinya. Daya dukung lingkungan mempunyai batasan tertentu. Usaha peningkatan kualitas penduduk akan lebih mudah dilaksanakan di daerah yang tidak terlalu padat penduduknya. Tingkat kesejahteraan penduduk ditentukan oleh gizi dan kesehatan yang baik, pendidikan yang memadai dan permukiman yang layak. Jumlah penduduk yang besar mengakibatkan terjadinya persaingan dan mengakibatkan kesejahteraan menurun dan kejahatan meningkat. Secara umum, Negara dengan kepadatan penduduk rendah lebih makmur dari pada Negara dengan kepadatan penduduk tinggi.

Hubungan ukuran populasi penduduk dengan kebutuhan air bersih dan udara bersih.

Meningkatnya populasi penduduk menyebabkan kebutuhan air bersih dan udara bersih pun meningkat. Diperlukan kesadaran yang tinggi bagi setiap penduduk untuk menjaga sumber daya air dan udara.

A. Kebutuhan Air Bersih

Bertambahnya jumlah penduduk telah memaksa manusia mencari lahan baru untuk dijadikan permukiman. Akibatnya, banyak hutan yang ditebangi sehingga tanah tidak dapat menahan dan menyimpan air hujan. Akhirnya sumber airpun menjadi berkurang
Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Sumber air yang kita butuhkan dapat berasal dari sungai, sumur dan mata air. Untuk menjaga ketersediaan air, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
1. Menghemat pemakaian air.
2. Memelihara tumbuh-tumbuhan di sekitar kita yang berfungsi menyerap air.
3. Membuat sumur sumur resapan.
4. Melestarikan danau , telaga dan waduk dan daerah resapannya.
Agar air sungai dan air sumur layak pakai dan tetap bersih maka yang harus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah adalah:
1. Masyarakat atau tiap orang tidak membuang sampah dan limbah ke aliran sungai.
2. Sebelum membuang limbahnya ke sungai, pabrik-pabrik harus mengolah limbahnya terlebih dahulu di bak-bak pengolahan limbah hingga memenuhi sarat baku mutu air (tanda air limbah yang sudah diolah adalah jika digunakan untuk memelihara ikan, ikan tidak mati).
3. Membersihkan sampah dan memperdalam sungai agar air berjalan lancer dan tidak menyumbat aliran sungai, jika terjadi hujan tidak menyebabkan banjir.
4. Membuat daerah penampungan air (danau buatan), agar pada musim hujan air dapat tertampung dan pada musim kemarau kidak mengalami kekeringan, sehingga kebutuhan air tercukupi.
5. Jika membuat sumur harus diperhatikan jarak antara sumur dengan septiktank, baik septiktank sendiri maupun septiktenk tetangganya. Jarak yang baik paling yidak kurang lebih 10 meter.

B. Kebutuhan Udara Bersih

Udara yang bersih adalah udara yang banyak mengandung oksigen. Di daerah yang berpenduduk padat dan tingkat mobilisasi penduduknya tingi, hampir boleh dikatakan udaranya pengap dan panas terutama pada jam-jam sibuk. Berbagai aktifitas manusia seperti asap pabrik, asap kendaraan bermotor dan pembakaran sampah merupakan factor penyebab terjadinya pencemaran udara. Gas-gas tersebut dapat berupa karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen oksida dan sulfur dioksida. Gas-gas pencemar tersebut dapat menaikkan suhu lingkungan sehingga terjadi pemanasan global, dapat menyebabkan hujan asam dan dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan. Gas lain yang berbahaya adalah chloro flouro carbon (CFC), gas ini biasa digunakan dalam AC (pendingin ruangan), lemari es dan obat nyamuk semprot. CFC dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon di atmosfer. Jika hal ini terjadi, dapat menimbulkan berbagai penyakit karena lapisan ozon tidak mampu lagi menahan bahaya sinar ultra violet, seperti kanker kulit, katarakdan menurunnya daya tahan tubuh. Untuk memperbaiki keadaan lingkungan supaya udaranya bersih, penduduk dihimbau untuk melakukan usaha-usaha berikut:
Menanam tanaman di sekitar pekarangan rumah. Jika lahannya sempit dapat menggunakan pot. Tujuannya agar dapat menambah oksigen dan mengurangi karbon dioksida melalui proses fotosintesis tanaman tersebut.
Tidak sembarangan menebang dan merusak tanaman.
Suatu kota harus mempunyai taman kota dan jalan-jalan yang mempunyai taman jalan.
Tidak terlalu sering menggunakan kendaran pribadi. Jika sebahagian besar penduduk menggunakan kendaraan umum, maka jumlah kendaraan yang digunakan akan berkurang. Sehingga polusi udara yang dihasilkan juga berkurang.
Bagi yang memiliki kendaraan dianjurkan agar selalu memeriksa kendaraannya agar polusi yang dihasilkan dari gas buangan tidak terlalu banyak.
Bagi pabrik-pabrik yang membuang limbah berupa gas agar memasang alat penyaring asap dan debu.
Pemerintah memberlakukan batasan emisi bagi pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor sesuai dengan mutu baku udara secara ketat.

Hubungan ukuran populasi penduduk dengan kebutuhan pangan.

Ahli ekonomi dan kependudukan Inggris Thomas Robert Malthus (1766-1834) berpendapat bahwa pertambahan penduduk akan berlaku seperti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32 … dst), sedangkan pertambahan pangan hanya mengikuti deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6 … dst). Keadaan tersebut mengakibatkan ketidak seimbangan antara pertambahan penduduk dengan produksi pangan. Jika itu terjadi maka akan terjadi bencana kelaparan. Untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam mengimbangi laju pertambahan penduduk dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Intensifikasi pertanian, yaitu mengoptimalkan lahan-lahan pertanian yang sudah ada. Intensifikasi pertanian mencakup:
a) Penggunaan bibit unggul.
b) Pengolahan lahan.
c) Pengairan yang teratur.
d) Pemupukan yang tepat.
e) Pemberantasan hama.
2. Memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman produktif.
3. Memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan, misalnya tanaman transgenik, kultur jaringan, hidroponik, higroponik dan lain-lain.
4. Mencari sumber bahan makanan alternative seperti protein sel tinggal.

Hubungan ukuran populasi penduduk dengan ketersediaan lahan.

Kepadatan penduduk dapat mengakibatkan hal-hal berikut:
a) Pemilikan lahan pertanian semakin berkurang.
b) Lahan pertanian semakin sempit sehingga buruh tani (petani yang tidak mempunyai lahan) kehilangan pekerjaan.
c) Di daerah yang kurang padat penduduknya (misalnya; di luar pulau jawa), tenaga kerja yang tersedia hanya sedikit sehingga lahan dan sumber alam lainnya belum banyak dimanfaatkan.
Para pendatang yang mengikuti arus urbanisasi seringkali tidak mempunyai tempat tinggal, akibatnya banyak yang membuat gubuk-gubuk liar di tepi rel atau di tepi sungai. Hal ini memperburuk keadaan lingkungan karena selain mengganggu pemandangan juga menurunkan kesehatan lingkungan, akibatnya timbul berbagai jenis wabah penyakit. Adanya wabah penyakit dapat menurunkan pendapatan karena orang tidak dapat bekerja secara optimal.
Di suatu daerah yang penduduknya padat, ketersediaan lahan semakin terbatas, akibatnya terjadi kondisi sebagai berikut:
a) Rumah-rumah penduduk di daerah yang padat pada umumnya saling berdekatan atau berdempetan sehingga ruang gerak menjadi terbatas.
b) Semakin sempitnya lahan yang digunakan untuk pertanian, perkebunan dan peternakan, hal ini padat menurunkan produksi pangan.
c) Kurangnya daerah serapan air karena sebahagian besar lahan sudah dimanfaatkan oleh penduduk untuk berbagai kebutuhannya, hal ini dapat mengakibatkan banjir di saat musim hujan.

Pengaruh meningkatnya populasi penduduk terhadap kerusakan lingkungan.

Meningkatnya populasi penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan perumahan, sehingga menyebabkan bertambahnya kebutuhan kayu dan banyak terjadi penebangan hutan secara liar. Adanya penebangan hutan secara liar dapat mengakibatkan erosi dan banjir. Pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan pula bertambahnya penggunaan bahan bakar, hal tersebut dikhawatirkan menyebabkan persediaan sumber daya alam semakin menipis dan mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Pencemaran lingkungan merupakan dampak negative yang ditimbulkan oleh kepadatan populasi manusia serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya dalam bidang pertanian, penggunaan buatan dan obat-obat anti hama, ternyata dapat menimbulkan pencemaran air dan tanah.
Peningkatan populasi penduduk yang tidak terkendali juga dapat merusak lingkungan:
1. Terjadinya penebangan hutan untuk arel permukiman maupun areal pertanian. Penebangan hutan yang tidak terkendali dapat menyebabkan bencana seperti banjir dan tanah longsor. Disamping itu kekayaan atau sumber daya hayati di hutan itu akan hilang akibat habitatnya terganggu.
2. Meningkatnya jumlah populasi menyebabkan peningkatan jumlah kebutuhan pangan sehingga dibukalah arel pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan. Di samping itu tanah atau lahan pertanian dipaksa untuk menghasilkan jumlah pangan yang dapat mencukupi kebutuhan penduduk. Akibatnya tanah sering dipupuk untuk memperoleh hasil yang cukup. Pemupukan yang tidak terkendali dapat menyebabkan tanah menjadi rusak karena terpolusi oleh pupuk buatan, sehingga lama-kelamaan tanah tidak dapat ditanami kembali karena bersifat asam.
3. Penggunaan pestisida secara berlebihan. Pestisida yang seharusnya menghilangkan atau mematikan hama tanaman, teryata juga memusnahkan organisme-organisme lain yang merupakan mata rantai dari jarring-jaring makanan.
4. Sampah rumah tangga meningkat, sedangkan tempat pembuangan terbatas sehingga sampah menjadi bertumpuk. Sampah yang bertumpuk merupakan pusat penyebaran penyakit tertentu, misalnya tifus, kolera, dan disentri. Selain itu, sisa deterjen yang tidak dapat dihancurkan atau diuraikan oleh mikroorganisme dapat mencemari air sungai.
5. Jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat akan menyebabkan pencemaran udara yang dapat mengganggu pernapasan.
6. Perkembangan industri yang semakin pesat guna mengimbangi kebutuhan penduduk dapat menimbulkan masalah pencemaran udara dan air. Pencemaran udara disebabkan pembuangan zat-zat sisa dari hasil pembakaran yang tidak sempurna, seperti SO2 dan NOx. Pencemaran air terjadi karena limbah padat sering dibuang ke sungai sehingga mengancam kesehatan penduduk sekitar.
Untuk memperbaiki keadaan lingkungan, penduduk dihimbau untuk melakukan usaha-usaha berikut:
1. Menanam tanaman di sekitar rumah agar oksigen yang dihasilkan tumbuhan melalui proses fotosintesis bertambah dan udara menjadi segar.
2. Meningkatkan kesadaran pada diri masyarakat agar mencintai lingkungannya.
3. Membuat penampung kotoran yang tertutup agar tidak mencemari lingkungan.
4. Tidak membuat rumah disekitar daerah industri.
5. Memanfaatkan sampah untuk pupuk kompos atau didaur ulang untuk dijadikan benda lain yang bermanfaat.

Usaha-usaha mengatasi populasi penduduk.

Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk:
1. Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB) dan menunda usia perkawinan. Tujuan program keluarga berencana ialah menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya pemerintah tersebut dilaksanakan melalui BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional).
2. Meningkatkan taraf pendidikan agar masyarakat dapat mengubah sikap dan prilaku, sehingga cendrung pada Noma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yaitu membentuk caturwarga, yang artinya setiap keluarga terdiri dari 4 orang anggota keluarga. Untuk membantu tercapainya keluarga kecil bahagia sejahtera tersebut, pemerintah menyelenggarakan suatu lembaga yang disebut Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk:
1. Pemerintah mengadakan program transmigrasi agar penyebaran penduduk merata.
2. Menambah lapangan kerja melalui pengembangan industri. Meningkatkan keterampilan agar mampu menciptakan lapangan kerja baru.
3.
Daya dukung lingkungan
Masalah kepadatatan populasi manusia
menimbulkan
diantaranya
Upaya-upaya untuk mengatasi populasi
yaitu
· Berkurangnya ketersediaan air bersih dan udara bersih
· Meningkatnya kebutuhan pangan
· Berkurangnya ketersediaan lahan
· Kerusakan lingkungan
mempengaruhi
Populasi manusia
dilakukan
Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk
Mengimbangi laju pertumbuhan pendudukMengkatkan produksi pangan, misalnya nelalui panca usaha tani dan pengembangan sumber-sumber makanan baru.

Peta Konsep

























Artikel

Revolusi Industri

Sejak revolusi industri pada abad ke-18 dan ke-19, dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan luar biasa besarnya. Pembakaran bahan baker fosil telah mencemari wilayah-wilayah yang luas dan jelas mengubah kondisi atmosfer. Teknologi industri telah mendorong jutaan orang untuk pindah dari daerah pedesaan menuju ke kota-kota dan kota-kota besar. Kemajuan-kemajuan di bidang mekanisasi secara drastic telah menurunkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah lahan. Pemakaian pupuk buatan dan pestisida telah meningkatkan produksi pertanian dan telah memberi makan populasi manusia yang terus meningkat, tetapi juga telah menimbulkan efek-efek yang mengerikan. Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh perubahan yang amat cepat ini tidak dapat diprakirakan. Kini ilmu Ekologi telah membuka kemungkinan untuk menilai bagaimana pengaruh tindakan-tindakan manusia terhadap lingkungan dan mencari jalan untuk mengurangi dan memperbaiki kerusakan yang telah terjadi.

Penamgkapan Ikan yang Berlebihan

Permintaan yang terus meningkat akan pangan dan kemajuan-kemajuan dalam teknologi mencari, menangkap dan mengolah ikan telah mengakibatkan beban yang amat berat bagi populasi ikan. Beberapa usaha penangkapan ikan, seprti penangkapan ikan haring di laut Utara dan penangkapan ikan teri di lepas pantai Peru, telah bangkrut sama sekali akibat kegiatan penangkapan yang berlebihan. Para ahli ekologi menyadari bahwa populasi hewan liar seperti ikan perlu dibiarkan berkembang biak dalam jumlah yang cukup bsar agar eksistensi hewan ini dapat terus berlangsung. Yang menyedihkan adalah bahwa nilai tangkapan ikan sekarang lebih diutamanakan dari kebutuhan pelestarian untuk hari esok. Ini dapat berakibat bencana bagi ikan dan sudah pasti bencana pula bagi orang-orang yang bergantung pada usaha penangkapan ikan itu. Seharusnya ada kemungkinan untuk mencapai keseimbangan dengan hanya mengambil dalam jumlah permintaan yang masih dalam batas daya dukung.