Kamis, 06 Desember 2007

Keluarga Saya

BPH Panitia Sadar Lingkungan HMJ Biologi FMIPA UNP


Laporan Praktikum Mikro Tekhnik

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PEMBUATAN PREPARAT PERMANEN AKAR KENTANG DENGAN METODA PARAFIN








Oleh :
CAHYONO
42470 / 2003
PENDIDIKAN BIOLOGI




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2006

LAPORAN PRAKTIKUM MIKRO TEKNIK

A. Judul

Pembuatan Preparat Permanen Akar Kentang dengan Metoda Parafin

B. Tujuan

Untuk mendapatkan keterampilan dalam pembuatan preparat permanen.
Untuk memperlihatkan struktur anatomi akar kentang
Untuk memperlihatkan macam-macam jaringan yang ada pada akar terutama akar kentang

C. Dasar Teori

Metoda Parafin
Banyak cara dalam pembuatan preparat permanan, diantaranya adalah dengan metode parafin. Metoda ini sekarang banyak digunakan, karena hampir semua macam jaringan dapat dipotong dengan baik bila menggunakan metoda ini.
Kebaikan-kebaikan metoda ini ialah sebagai berikut:
Irisan jauh lebih tipis dari pada menggunakan metoda beku atau metoda seloidin. Dengan metoda beku, tebal irisan rata-rata diatas 10 mkron, tapi dengan metode paraffin tebal irisan dapat mencapai rata-rata 6 mikron.
Irisan-irisan yang bersifat seri dapat dikerjakan dengan mudah bila menggunakan metode ini.
Prosedurnya jauh lebih cepat dibandingkan dengan metode seloidin.
Kejelekanya ialah sebagai berikut:
Jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah patah.
Jaringan-jaringan yang besar tidak dapat dikerjakaan, bila menggunakan metode ini.
Sebagian besar ensim-ensim akan larut dengan medode ini.
Dalam buku metode pewarnaan dari Handari Suntoro, rutan-urutan kerja pembuatan sediaan irisan dengan metode parafin adalah sebagai berikut:
Fiksasi
Pencucian (Washing)
Dehidrasi
Penjernihan (clearing)
Infiltrasi parafin
Penanaman (embedding)
Penyayatan (section)
Penempelan (affilsing)
Deparafinasi
Pewarnaan (staining)
Penutupan (mounting)
Labelling

Langakah-langkah dalam pembuatan preparat tersebut adalah:

1. Pematian dan fiksasi

Banyak larutan yang dapat digunakan untuk fiksasi, diantaranya adalah larutan FAA (Formaldehyde Acetic-acid Alcohol), dengan komposisi sebagai berikut:
50% atau 70% etilalkohol 90 cc
Asam asetat glacial 5 cc
Formalin 40 % 5 cc
Setelah bahan dipotong kira-kira 0,5 cm segera dimasukkan ke dalam larutan FAA dengan perbandingan 1: 20 (bahan 1/20 volume FAA), tidak boleh lebih delapan potong didalam vial. Lama fiksasi dalam FAA bagi bahan yang kecil atau tipis minimum 12 jam sedangkan untuk bahan yang besar atau tebal 24 jam

2. Aspirasi

Aspirasi dilakukan dengan menggunakaan vakum (aspirator) dan digunakan dengan interval waktu yang pendek dan berkali-kali, dapat juga dengan menggunakan spet suntik.

3. Pencucian

Pencucian dilakukan 2 kali dalam waktu 3 jam dengan akohol 50%. Jumlah larutan dipakai hannya tepat menutupi bahan.

4. Dehidrasi dengan TBA (Tertier Butil Alkohol), serta infitrsi

Dehidrasi dilakukan dengan campuran etilalkohol dan TBA dalam konsentrasi tertentu yang masing-masing dinamai larutan Johansen I sampai V.
Komposisi larutan-larutan Johansen:


J.I
J.II
J.III
J.IV
J.V
Kira-kira total alcohol (%)
50
70
85
95
100
Ait suling
50
30
15
-
-
95% etilalkohol
40
50
50
45
-
TBA
10
20
35
55
75
100% etilalkohol
-
-
-
-
25

Biarkan bahan di dalam Johansen I selama 2 jam atau lebih, kemudian tuangkan larutan tersebut dan gantilah dengan larutan Johansen II. Pemakaian larutan Johansen cukup sampai menutupi bahan. Dalam J.II ini bahan disimpan sutu malam atau lebih jika perlu beri sedikit safranin. Setelah itu ganti lagi dengan J.III minimum satu jam, kemudian ganti lagi dengan J.IV minimum satu jam dan ganti lagi dengan J.V minimum satu jam.
Setelah J.V ganti dengan TBA murni dan diganti 3 kali masing-masing satu jam dan salah satu pergantian harus bermalam.
Sekarang bahan siap untuk diinfiltrasi dengan TBA-minyak paraffin dengan perbandingan 1 :1 minimum 1 jam bagi bahan yang lunak atau lebih satu jam bagi yang keras.
Siapkan vial yang baru, yang berisi dengan paraffin lunak tiga perempatnya, setelah paraffin mulai dingin akan tetapi belum membeku semuanya, tuangkanlah bahan dalam larutan TBA-minyak paraffin diatas permukaan paraffin. Masukan kedalam oven yang bersuhu 48 derajat Celcius. Bahan akan tenggelam secara perlahan-lahan dalam paraffin lunak sampai ke dasar vial. Dengan demikian infiltrasi benar-benar suatu proses yang bertahap.
Sedikitnya 1 jam setelah bahan sampai didasar vial gantilah paraffin dengan menuangkan seluruh paraffin dalam vial ketempat paraffin bekas. Jagalah agar bahan jangan ikut terbuang. Gantilah segera dengan paraffin lunak yang baru tepat menutupi bahan saja, penggantian dilakukan 3 kali, masing-masing selama 2-3 jam. Setelah diperiksa bahwa tidak ada lagi bau TBA serta tak tampak lagi berminyak, gantilah dengan paraffin keras lalu masukkan kedalam oven 58 derajat Celcius, lakukan 3 kali, masing-masing selang waktu 2-3 jam, pada penggantian ketiga isilah vial agak penuh dengan paraffin keras, sehingga bahan siap untuk ditanam.

5. Cara lain pencucian, dehidrasi dan infiltrasi

v Pencucian dan dehidrasi:
Filsatif dibuang, larutan larutan diganti dengan:
a Alkohol 70 % 30 menit
b Alkohol 80 % 30 menit
c Alkohol 95 % 30 menit
d Alkohol 100 % I 30 menit
e Alkohol 100 % II 30 menit
Dealkoholisasi: alcohol dibuang dan diganti berturut-turut dengan campuran:
a Alkohol : Xilol 3 : 1 30 menit
b Alkohol : Xilol 1 : 1 30 menit
c Alkohol : Xilol 1 : 3 30 menit
d Xilol I 30 menit
e Xilol II 30 menit
Kemudian campuran Xilol-Parafin 1 : 9 dengan temperature 57 derajat Celcius selama 24 jam.
v Infiltrasi:
Campuran Xilol-Parafin dibuang, diganti dengan Parafin keras murni. Temperatur tetap 57 derajat Celcius selama 24 jam.
Selanjutnya paraffin dibuang, diganti dengan paraffin yang baru. Setelah satu jam dibuat balok.

6. Penanaman (Embedding)

Buat kotak keras yang agak tebal dengan ukuran kira-kira 5 X 2,5 X 2 cm- (panjang X lebar X tinggi), lalu isi dengan paraffin keras yang cair dalam vial tadi, kemudian sebelum paraffin membeku masukkan bahan. Atur bahan tersebut dalam kotak kertas dengan menggunakan jarum yang dipanaskan dengan lampu alcohol atau spritus dan beri label. Setelah paraffin membeku dan bahan tidak bergoyang, letakkan kotak kertas dalam air dingin. Biarkan permukaan paraffin membeku, kemudian tekanlah seluruh kotak kedalam air sampai paraffin membeku, atau dapat juga dimasukkan kedalam freezer sampai seluruh paraffin sama sekali membeku. Baru setelah itu paraffin dapat dikeluarkan dari kotaknya.

7. Penyayatan

Potong balok paraffin menjadi balok-balok kecil yang masing-masing mengandung sebuah bahan. Balok-balok paraffin itu ditempelkan pada balok kayu menurut arah sayatan yang dikehendaki. Penempelan dilakukan dengan mencairkan sebagian balok paraffin dengan jarum yang telah dipanasi, kemudian meletakkan balok paraffin pada kayu. Lakukan hal itu beberapa kali sehingga balok paraffin menempel dengan kuat pada balok kayu. Permukaan dari balok paraffin yang telah ditempelkan sebaiknya empat persegi atu bujur sangkar. Perhatikan bahwa sisi horizontal harus benar-benar sejajar.
Bahan yang ada dalam balok paraffin disayat dengan mikrotom putar (rotary microtome). Sebelum dipotong balok yang telah ditempeli bahan dan pisau didinginkan dahulu dengan air dingin (kulkas), sehingga suhu paraffin sama dengan suhu pisau. Balok kayu yang telah ditempel dengan balok paraffin dipasang pada pemegang yang terdapat pada mikrotom. Aturlah tebal sayatan (biasanya antara 6-15 mikron) dengan memutar skrup pada sisi kanan mikrotom. Pasang pisau pada mikrotom. Pada waktu pemutar mikrotom dijalankan, bahan dalam paraffin yang telah diletakkan pada pemegang bergerak naik turun dan maju kedepan. Peganglah sayatan-sayatan paraffin yang berbentuk pita itu dengan kuas halus. Pita paraffin hasil sayatan disimpan pada kotak karton atau baki preparat. Sebaiknya pemotongan dilakukan di ruangan ber-AC.
Beberapa kesukaran yang seringkali timbul serta penanggulangannya seperti berikut:
a Pita tidak terbentuk.
a. Suhu paraffin tidak sama dengan suhu pisau. Usahakan dengan meletakkan kedua benda tersebut dalam air dingin atau freezer.
b. Kurangi sudut penyayatan dari pisau.
c. Buatlah sayatan yang lebih tipis.
d. Mungkin pisau sudah terlampau tumpul, gantilah dengan yang baru.
e. Dengan memperggunakan kuas halus bukalah sayatan pertama yang tergulung itu dengan hati-hati dan tekanlah sayatan tadi perlahan-lahan pada pisau. Bila sayatan pertama dapat ditekan demikian, seringkali pita dapat dibentuk juga.
b Pita melengkung atau bengkok.
a. Jika sayatan berbentuk baji, kemungkinan besar sisi horizontal tidak sejajar.
b. Tepi balok tidak sejajar pisau.
c. Tepi pisau tidak rata, pilih peti yang rata atau ditukar.
d. Mungkin paraffin tidak sama keras, terutama pada penanaman kembali dengan paraffin yang berbeda kerasnya.
c Sayatan-sayatan tertekan, mengerut dan berdempet.
a. Pisau terlalu tumpul.
b. Suhu kamar terlalu tinggi. Dinginkan balok dan pisau dalam air es atau freezer sebelum penyayatan.
c. Sudut pisau terlalu kecil.
d. Mungkin mata pisau terlapis dengan paraffin. Bersihkan dengan kapas yang dibubuhi xilol.
d Sayatan remuk dan cendrung lepas dari paraffin.
Umumya kerusakan ini sulit ditanggulangi, sebab:
a. Dehidrasi tidak sempurna atau pembeningan tidak cukup dilaksanakan.
b. Penggantian alcohol oleh larutan pembening tidak sempurna.
c. Bahan terlampau lama dibiarkan dalam paraffin cair atau suhu paraffin tersebut terlampau tinggi.
e Pita belah atau terdapat goresan memanjang pada sayatan.
a. Pisau berlekuk, jadi gunakanlah bagian yang lain atau asahlah pisau itu.
b. Buatlah sudut penyayatan lebih kecil sehingga akan menyayat dan bukan mengerok.
c. Mata pisau kotor, bersihkan dengan kapas yang diberi xilol
d. Benda-benda keras dalam paraffin pada paraffin yang kotor.
f Sayatan terangkan dari pisau ketika balok naik pada kesempatan berikutnya.
a. Perbesar sudut penyayatan.
b. Suhu kamar terlampau tinggi atau paraffin terlampau lunak. Dinginkan balok dan pisau sebelum pemakaian.
g Permukaan sayatan bergelombang.
a. Kencangkan semua sekrup.
b. Sudut penyayatan terlampau besar, dikurangi untuk mencegahgetaran.

8. Penempelan sayatan

Kaca obyek yang hendak digunakan untuk menempelkan pita paraffin haruslah bersih kimiawi. Larutan pembersih yang biasa dipakai adalah:
Kalsium bikarbonat 20 gram
Air suling 100 cc
H2SO4 pekat 100 cc
Rendamlah kaca obyek maupun kaca penutup selama beberapa jam didalamnya, cucilah bersih-bersih dalam air mengalir dan dibilas dengan air suling. Sebelum dipakai dapat disimpan dalam alcohol 96 %. Sebelum dipakai bersihkan kaca obyek itu dengan kain lap bersih sampai kering. Sebagai perekatnya dapat digunakan “Meyer’s Albumun”.
Cara membuat “Meyer’s Albumun”:
Campurkan putih telur yang segar dan glycerin dengan perbandingan 1 : 1. Aduk sampai rata, kemudian saring dengan kertas saring atau kapas. Tambahkan sebutir kristal thymol untuk mencegah tumbuhnya jamur. Albumin ini dapat disimpan selama beberapa bulan.
Cara penempelan adalah sebagai berikut:
a Teteskan larutan perekat pada kaca obyek sebesar tetesan kecil, gosok perekat tersebut sampai rata pada kaca obyek dengan ujung jari hingga membentuk lapisan tipis.
b Teteskan larutan formalin diatas kaca obyek yang telah diberi perekat tadi. Letakkan sayatan diatasnya, dan letakkan kaca obyek tersebut diatas papan pemanas selama 30 menit. Usahakan agar sayatan paraffin merata pada permukaan kaca obyek. Amati dibawah mikroskop diseksi. Periksa apakah sayatan bahan telah rata benar.
c Isaplah kelebihan larutan formalin yang terdapat pada sisi sayatan dengan kertas pengisap.

9. Pewarnaan

Untuk mewarnai bahan yang telah ditempel tersebut adalah dengan cara merendamkan kaca obyek tersebut kedalam bejana pewaarna (bejana coplin), biasanya dibutuhkan bejana coplin tersebut kira-kira 12 buah, tergantung dengan pewarna yang kita pakai. Masing-masing bejana diberi label dengan nama zat yang berada didalamnya, demikian pula dengan tutupnya.
Pewarnaan Safranin - Fast Green:
Xilol 100 % 2 -5 menit
Alkohol 100 % 2 -5 menit
Alkohol 95 % 2 -5 menit
Alkohol 70 % 2 -5 menit
Safranin 1 % dalam Alkohol 70 % 12 jam – 1 malam
Alkohol 95 % 2 -5 menit
Fast green 0,1 % dalam Alkohol 95 % 5 – 15 detik
Alkohol 100 % I 2 -5 menit
Alkohol 100 % II 2 -5 menit
Alkohol 100 % : Xilol 100 % 1: 1 2 – 5 menit
Xilol I 2 – 5 menit
Xilol I 2 – 5 menit
Diperiksa dibawah mikroskop apabila sudah terlihat warna yang kontrase baik maka diberi canada balsam lalu ditutup dengan kaca penutup

D. Alat dan Bahan

Alat:
1. Pisau
2. Silet
3. Botol pinisilin dengan tutupnya
4. Aspirator
5. Botol vial
6. Oven
7. Jarum
8. Lampu spritus
9. Freezer
10. Balok kayu
11. Mikrotom putar
12. Kuas halus
13. Kotak karton atau baki preparat
14. Kain lap bersih
15. Papan pemanas
16. Bejana colin
17. Mikroskop
18. Gelas ukur berbagai ukuran
19. Gelas piala berbagai ukuran
20. Botol untuk persediaan zat
21. Pipet tetes berbagai ukuran
22. Masker
Bahan:
1. Akar kentang
2. Air
3. FAA
4. Alkohol 50 %
5. Alkohol 100 %
6. Alkohol 95 %
7. Alkohol 70 %
8. Safranin 1 %
9. Fast green 0,1 %
10. Canada balsam atau kuteks kuku bening
11. Johansen I
12. Johansen II
13. Johansen III
14. Johansen IV
15. Johansen V
16. TBA murni
17. TBA-minyak paraffin
18. Parafin lunak
19. Parafin keras
20. Kotak kertas
21. Spritus
22. Kapas
23. Kertas saring
24. Kertas isap
25. Xilol 100 %
26. Larutan pembersih kaca obyek dan penutup
27. Kaca obyek dan penutup
28. Alkohol teknis 96 %
29. Air suling
30. Larutan perekat
31. Larutan formalin
32. Kertas label

E. Cara Kerja

Gali akar kentang dengan tanah-tanahnya
Cuci dengan air yang mengalir dengan hati-hati, jangan sampai bulu bulu akarnya rusak
Potong bahan kira-kira 0,5 cm.
Segera masukkan dalam FAA dalam botol pinisilin dan tidak boleh lebih dari 8 potong.
Tunggu sampai 24 jam.
Aspirasi dengan aspirator.
Setelah itu buang FAA dan diganti dengan alkohol 50%.
Tunggu sampai 3 jam.
Ganti kembali dengan alkohol 50 %.
Tunggu sampai 3 jam
Ganti dengan Johansen I
Tunggu sampai 2 jam
Ganti dengan Johansen II dan tambah dengan sedikit safranin
Tunggu selama 1 malam
Ganti dengan Johansen III
Tunggu sampai 1 jam
Ganti dengan Johansen IV
Tunggu sampai 1 jam
Ganti dengan Johansen V
Tunggu sampai 1 jam
Ganti dengan TBA murni
Tunggu sampai 1 jam
Ganti dengan TBA murni
Tunggu sampai 1 jam
Ganti dengan TBA murni
Tunggu selama satu malam
Ganti dengan TBA-minyak paraffin
Tunggu sampai 1 jam
Siapkan vial yang berisi paraffin lunak tiga perempatnya yang mulai dingin
Buang TBA-minyak paraffin dan tuangkan bahan diatas permukaan paraffin dalam botol vial tadi
Masukkan kedalam oven 48 derajat Celcius
Tunggu bahan tenggelam sampai kedasar vial
Kemudian tunggu samapi 1 jam
Ganti dengan paraffin lunak yang baru hanya sampai menutupi bahan
Tunggu sampai 2 jam
Ganti dengan paraffin lunak lagi
Tunggu sampai 2 jam
Ganti dengan paraffin lunak lagi
Tunggu sampai 2 jam
Gantilah dengan paraffin keras
Masukkan kedalam oven 58 derajat Celcius
Tunggu sampai 2 jam
Gantilah dengan paraffin keras
Tunggu sampai 2 jam
Ganti dengan paraffin keras sampai agak penuh
Tunggu sampai 2 jam
Siapkan kotak kertas dengan ukuran 5 X 2,5 X 2 cm
Keluarkan vial dari oven dan tuang isinya dalamkotak kertas
Atur bahan dengan menggunakan jarum yang dipanaskan, hanya 6 bahan yang baik dan yang lain dibuang
Tunggu sampai paraffin membeku dan bahan tidak bergoyang
Masukkan kotak tersebut kedalam freezer
Tunggu sampai seluruh paraffin sama sekali membeku
Parafin dikeluarkan dari kotaknya
Potong balok paraffin menjadi balok kecil yang masing-masing mengandung sebuah bahan
Siapkan balok kayu yang kecil
Tempelkan balok paraffin kecil tadi pada balok kayu dengan mencairkan sebahagian dari balok paraffin dengan jarum yang dipanaskan menurut arah sayatan yang dikehendaki
Siapkan pisau dengan mengasahnya dan membersihkannya dengan kapas yang diberi xilol
Masukkan pisau dan bolok kayu yang telah ditempel tadi dalam freezer
Tunggu sampai suhu pisau dan balok kayu tadi sama
Pasang pisau dan balok kayu tadi pada mikrotom
Atur tebal sayatan (biasanya antara 6-15 mikron) dengan memutar skrup pada sisi kanan mikrotom
Kencangkan semua sekrup pada mikrotom
Jalankan pemutar mikrotom
Pegang pita paraffin dengan kuas halus
Simpan pita paraffin pada kotak karton atau baki preparat
Sebaiknya pemotongan dilakukan diruangan ber-AC
Rendam kaca obyek dan kaca penutup dalam larutan pembersih
Tunggu sampai beberapa jam
Cuci bersih-bersih dalam air mengalir
Bilas dengan air suling
Simpan dalam alcohol 96 %
Sebelum dipakai bersihkan kaca obyek itu dengan kain lap bersih sampai kering
Siapkan larutan perekat
Teteskan larutan perekat pada kaca obyek dan ratakan dengan ujung jari
Kemudian teteskan larutan formalin
Kemudian letakkan sayatan diatasnya
Letakkan kaca obyek tersebut diatas papan pemanas
tunggu sampai 30 menit
Isap kelebihan larutan formalin dengan kertas pengisap
Kemudian rendam dalam Xilol 100 % 2 -5 menitdengan dejana coplin
kemudian dalam Alkohol 100 % 2 -5 menit
Alkohol 95 % 2 -5 menit
Alkohol 70 % 2 -5 menit
Safranin 1 % dalam Alkohol 70 % 12 jam – 1 malam
Alkohol 95 % 2 -5 menit
Fast green 0,1 % dalam Alkohol 95 % 5 – 15 detik
Alkohol 100 % I 2 -5 menit
Alkohol 100 % II 2 -5 menit
Alkohol 100 % : Xilol 100 % 1: 1 2 – 5 menit
Xilol I 2 – 5 menit
Xilol I 2 – 5 menit
Diperiksa dibawah mikroskop apabila sudah terlihat warna yang kontrase baik maka diberi canada balsam lalu ditutup dengan kaca penutup
Dan terakhir diberi label preparat permanent tersebut

F. Hasil Kerja

Dikarenakan keterbatasan waktu dan tidak adanya mikrotom yang baik di laboratorium maka pekerjaan tidak bisa sampai selesai. Hasil akhir dari pekerjaan hanya sampai pada balok paraffin keras

G. Pembahasan

Hasil kerja hanya sampai pada terbentuknya balok paraffin. Untuk mendapatkan hal tersebut kita harus menjalani beberapa prosedur dengan alat dan bahan tertentu. Proses yang sudah dilewati adalah sebagai berikut:
Pematian (Fiksasi)
Banyak larutan yang dapat digunakan untuk fiksasi, namun larutan yang dipakai disini adalah larutan FAA dengan komposisi sebagai berikut:
50% atau 70% etilalkohol 90 cc
Asam asetat glacial 5 cc
Formalin 40 % 5 cc
Aspirasi
Banyak alat yang dapat digunakan untuk aspirasi, namun alat yang dipakai disini adalah aspirator yang dimodifikasi dengan ujung spet suntik.
Pencucian (Washing)
Zat yang digunakan untuk pencucian disini adalah alcohol 50%.
Dehidrasi
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk dehidrasi, namun cara yang dipakai disini adalah dengan laruran seri Johansen I – V, dengan komposisi sebagai berikut:


J.I
J.II
J.III
J.IV
J.V
Kira-kira total alcohol (%)
50
70
85
95
100
Ait suling
50
30
15
-
-
95% etilalkohol
40
50
50
45
-
TBA
10
20
35
55
75
100% etilalkohol
-
-
-
-
25

Infiltrasi
Infiltrasi yang dilakukan adalah dengan paraffin lunak dan paraffin keras.
Penanaman (Embedding)
Untuk pendinginan waktu penanaman disini digunakan freezer supaya pengerasan paraffin lebih sempurna.

H. Kesimpulan

§ Dalam pembuatan preparat permanent dengan metoda paraffin ini cukup sulit, membutuhkan waktu yang cukup lama, zat yang banyak ragamnya dan alat yang juga banyak ragamnya.
§ Oleh karena itu dibutuhkan ketelitian dan ketekunan dalam bekerja supaya mendapatkan hasil yang baik.
§ Kesalahan sedikit saja dari prosedur kerja akan berdampak pada kegagalan.
§ Pada kesempatan ini pekerjaan tidak dapat sampai selesai karena tidak adanya mikrotom yang baik, jadi pekerjaan hanya sampai penanaman.

I. Kepustakaan

Tim MITEK Tumbuhan. 2002. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Tumbuhan. Padang: UNP.
Suntoro, handari. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Pengurus MHJ Biologi FMIPA UNP Tahun 2006/2007


Pembukaan Acara Sadar Lingkungan HMJ Biologi UNP Berupa Acara Penghijauan

Cahyono

BPH HMJ Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang 2006/2007